Source Code

WEB, DESKTOP, MOBILE, Mata Kuliah, Ebook, Artikel, Jurnal Teknologi Informasi, Inspirasi , Motivasi, Literasi, Seputar Islam dan Cerita Lucu

Gambar Koala

Friday, 27 December 2019

Layangan Putus #Opini


selingkuh,cerai,opini,layangan,putus,literasi,novel


Pernah dengar atau baca kisah Layangan Putus? Sampai viral se-Indonesia. Pertama kali tahu cerita Layangan Putus di beranda Facebook dan yang  bikin penasaran karena hari itu hampir beranda saya di penuhi cerita Layangan Putus.

Tulisan ini merupakan sebuah opini di balik kisah Layangan Putus. Selamat membaca semoga kita bisa ambil hikmah dan pelajaran dari kisahnya.

---------


Awal November hari Jum’at siang saya membaca sebuah kisah nyata yang ditulis di grup kepenulisan yang diasuh oleh Pak Isa Alamsyah dan Ibu Asma Nadia. Sebuah kisah yang mengiris hati karena tentu saja ketika menuliskan kisah hidupnya keluar dari hati dengan perasaan dan penghayatan yang begitu dalam sehingga kata-kata yang tertuang mampu membuat pembaca ikut merasakan sedih, perih, dan dukanya. Dan sukses membuat saya baper berhari-hari … hiks hiks hiks.

Speechless … saya tidak mengerti, sulit di percaya, karena tokoh yang dibicarakan merupakan orang yang di lingkungan sekitarnya adalah orang-orang yang mengerti agama, dilihat dari channel YouTube yang di milikinya.

Setelah sholat Magrib pun rongga dada masih terasa sesak, dengan suara bergetar menahan tangis, saya bilang ke suami, “Ayah kalau ayah sudah sukses, kaya raya jangan lupain saya, ya!” Kening suami berkerut and then saya ceritakan kisah tersebut.

"Sudah do’ain saya belum?" Itu tanggapan pertama darinya. Saya tersentak, karena memang jarang meminta untuk satu hal ini … do’a tentang kesetiaan pasangan baik saya maupun suami karena saya pun tak luput dari goadaan.

Saya jawab tergagap, "iya pasti lah do’ain."

"Apa do’anya?" Tanya selanjutnya.


-----
Saya tidak menentang syariat yang sudah tertulis dalam kitab suci Al-Quran.
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi , dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” (An-Nisa/4 : 3)

Saya garis bawahi kata adil. Adil dalam pandangan saya, jika istri ke satu di beri nafkah lahir 10 juta maka istri kedua pun 10 juta, beda lagi dengan nafkah untuk anak, istri kesatu anaknya dua pasti berbeda kebutuhannya dengan istri kedua yang anaknya tiga. Adil dalam materi bukan sama rata. Begitu pun untuk adil dalam jatah bergilir, istri kesatu tiga hari maka istri kedua pun tiga hari. Tetapi untuk perasaan, rasa sayang, rasa cinta, suami tidak akan mampu bersikap adil, pasti akan condong terhadap salah satu istri. Kenapa, karena dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri (mu) walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian” (An-Nisa/4 : 129)
Ada ribuan kisah poligami, ada yang benar-benar sesuai tuntunan syariat, niat karena lillah hitaala di sadari dan di ketahui oleh ketiga belah pihak beserta keluarga maka kehidupan poligami insyaallah langgeng. Ada yang di awali perselingkuhan, kebohongan, dan pasti menimbulkan sakit hati lalu berakhir dengan perpisahan tapi tidak sedikit yang terpaksa menerima poligami dengan pertimbangan ekonomi dan anak.
Dalam Islam, sependek pengetahuan saya, jika suami ingin menikah lagi tidak ada syarat atau aturan wajib haruis ada ijin dari istri sebelumnya, akan tetapi Islam yang saya kagumi sangat menjungjung tinggi adab, sopa santun, tata karma karena di atas ilmu ada adab.
Maka maaf dalam kasus layangan putus, sang suami yang berpendidikan dan berpengetahuan Islamnya bagus, tapi beliau tidak menggunakan adab, buat saya jatuhnya dzolim terhadap istri, karena di awali dengan perselingkuhan apapun alasannya.
Jikalau poligami itu memang mudah untuk di jalankan, tidak mungkin nabi besar Muhammad SAW, melarang poligami yang akan di lakukan menantunya Ali bin Abi Thalib terhadap putrinya Fatimah. Ali menjalankan poligami setelah putri dari baginda Muhammad SAW meninggal.
Nabi sendiri pun menjalakankan pernikahan monogami dengan Khadijah selama 25 tahun setelah istrinya wafat lalu mendapatkan wahyu  beliau baru menjalankan poligami.
Dan kesalehan, ketakwaan Nabi Muhammad tidaklah sama dengan umatnya.
Fuih … membahas poligami akan melebar dan berat, jadi jika ada niat ingin menikah lagi, sebelumnya belajar lebih dalam tentang poligami dengan pasangan. Jika istri belum memberikan ijinnya, maka bersabarlah jangan sampai karena tidak sanggup bersikap sabar terjadi penghianatan di khawatirkan jika sebuah pernikahan di awali dan niat tidak baik akan berdampak pada tercabutnya keberkahan hidup, berkurangnya rejeki.
 ----
Iman seseorang kadang naik kadang turun, jangan terlalu percaya diri bahwa iman pasangan kita selalu naik, karena setan selalu berusaha keras membisiki, selalu punya cara dari berbagai penjuru arah agar bisa masuk.

Bahkan seorang mujahid, hafal seluruh Al-qur’an terkenal karena keimanannya bisa tergelincir karena wanita dan mati dengan hina.1

Wanita menjadi salah satu ujian terberat, tidak sedikit yang mengakui ketidakmampuannya melalui dengan ujian ini.

“Tidak pernah kutinggalkan setelahku fitnah yang lebih dahsyat bahayanya bagi kaum pria daripada fitnah wanita.” (Muttafaqun Alaih)

Pasangan saya adalah manusia biasa, saya tidak bisa menjadi cctv yang setiap detik, setiap menit, setiap jam, bisa mengawasi gerak geriknya, saya juga tidak bisa menjadi ahli hacker, yang bisa dengan mudah melacak aktifitasnya di dunia maya, saya tidak bisa menjadi detektif handal, yang dengan lihai membuntuti semua kegiatannya, saya hanya bisa meletakan kepercayaan padanya dan berusaha menjadi istri yang di harapkannya, itu pun saya tidak mempunyai jaminan apakah dia akan setia sampai akhir hayat, yang bisa saya lakukan adalah menitipkannya pada sang maha penggenggam hati yaitu Allah SWT.

Fitrahnya laki-laki senang melihat yang bening, panah matanya bisa melesat jauh dan tak terkontrol, hanya iman yang mampu mengendalikannya.

Jangan pernah merasa bosan mendo’akan pasangan halal kita agar selalu menundukan pandangan pada yang bukan haknya, jangan bosan mendo’akan pasangan halal kita agar hatinya selalu terjaga, jangan bosan mendo’akan pasangan halal kita agar tidak tergelencir pada kubangan zina, baik zina hati, zina mata, zina pikiran maupun zina fisik.


---------
1 Berkata Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitabnya Al-Bidayah wa An-Nihayah (11/74):
“Pada tahun (278H), telah wafat Abdah bin Abdurrahim –semoga Allah memburukkannya-, telah disebutkan oleh Ibnul Jauzy bahwa orang malang ini dulunya termasuk dari seorang lelaki yang sering berjihad di negeri Romawi, ketika dalam beberapa peperangan dan pada waktu itu kaum muslim mengepung sebuah daerah dari kekuasan Romawi, lelaki sang mujahid yang terkena godaan ini memandang kepada seorang wanita dari bangsa Romawi di benteng tersebut, maka akhirnya lelaki ini menginginkan wanita tersebut, lalu ia menyurati wanita tersebut; “Bagaimana agar aku bisa sampai kepadamu?”, wanita ini menjawab: “Kamu masuk ke dalam agama Nashrani lalu kamu naik menemuiku”, lalu lelaki ini menerima ajakan tersebut”, maka ketika kaum muslim mengepung malah dia berada bersama wanita tersebut, kejadian itu sangat menyakitkan dan memberatkan kaum muslim, setelah beberapa waktu berlalu, kaum muslim melewati benteng tersebut dan si lelaki ini sedang bersama wanita tersebut di benteng itu, mereka (kaum muslim) bertanya kepada lelaki tersebut: “Wahai Fulan, Apa yang telah Al-Qur’an lakukan terhadapmu?, apa yang telah dikerjakan oleh ilmumu terhadapmu? Apa yang telah dikerjakan puasamu terhadapmu? Apa yang telah dikerjakan oleh jihadmu terhadapmu? Apa yang telah diperbuat shalatmu terhadapmu?”, lelaki ini menjawab: “Ketahuilah kalian semuanya, sesungguhnya aku telah lupa Al-Qur’an kecuali Firman-Nya:

Artinya: “Orang-orang yang kafir itu sering kali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim. Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)”. (QS. Al Hijr: 2-3).

oleh Neng Sri

No comments:

Post a Comment