Seperti Naungan Awan
BALUM ada lah bangsa di dunia ini yang kebejatannya melebihi bangsa
Yahudi. Mereka suka membangkang, sombong seta berani menantang Allah SWT dan
Rasul-Nya. Iman baginya hanyalah kosmetik belaka, pada dasarnya hati mereka
menentang. Sudah berapa banyak nabi yang diutus Allah SWT untuk meluruskan
keimanan dan ahlak mereka, namun mereka tetap saja membangkang dan menolak
kebenaran. Bahkan tidak sedikit di antara para Rasul Allah itu yang dibantai,
termasuk Nabi Yahya dan Nabi Zakaria as.
Meskipun bukti-bukti kebenaran
itu telah ditunjukkan di depan mata mereka, baik dengan memperlihatkan mu’jizat
para Rasul, dengan cara menurunkan azab langsung dari langit, maupun dengan bukti-bukti
yang lain, mereka tetap membangkang, tidak mau beriman, suka berbuat durhaka
dan ma’siat. Karena keruksakan akhlak mereka ini sampai Allah SWT pernah
mengangkat gunung diatas kepala mereka, sehingga keberadaan gunung tersebut
dianalogikan seperti naungan awan. Sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam
firman-Nya :
“ Dan (ingatlah), ketika Kamu
mengangkat bukit diatas mereka
seakan-akan bukit itu naungan awan dan mereka yakin bahwa bukit itu akan jatuh
menimpa mereka. (Dan Kami katakan kepada mereka) :”Peganglah dengan teguh apa
yang telah kami berikan kepadamu, serta ingatlah selalu (amalkanlah) apa yang
tersebut didalamnya supaya kamu menjadi
orang-orang yang bertaqwa ”. (QS. Al-A’raf :171).
Didalam Tafsir Shawiy dijelaskan
bahwa kalimat (bukit) dalam ayat di atas adalah gunung yang diangkat oleh Allah
SWT, yakni salah satu di antara gunung-gunung yang ada di Palestina. Juga ada
yang berpendapat, bahwa yang dimaksudkan bukit dalam ayat diatas adalah gunung
yang ada di Baitul Maqdis.
Adapun kisahnya sebagai berikut :
Disebutkan dalam Tafsir Shawiy ; Pada suatu hari Nabi Musa datang kepada
orang-orang Yahudi dengan membawa kitab Taurat, kemudian beliau membacakan isi
Kitab Taurat itu di hadapan mereka. Tatkala mereka mendengar ayat-ayat Taurat
ini mereka berpaling dan menolaknya. Karena itu Allah SWT murka kepada mereka,
lalu Allah SWT memerintahkan kepada gunung. Maka tercabutlah gunung tersebut
dari akarnya, ia langsung melayang tepat berada di atas kepala orang-orang
Yahudi.
Adapun ketinggian gunung itu adalah seukur ketinggian mereka hingga
tampak seperti atap. Tatkala mereka melihat ke arah gunung yang sudah di atas
kepala mereka, maka mereka jatuh tersungkur dengan bersujud. Setiap orang dari
mereka besujud dengan posisi hanya pipi dan alisnya yang kiri (yang disetuhkan
pada tanah), sedangkan mata kanannya melihat ke arah gunung yang ada diatasnya,
takut kalau gunung itu jatuh menimpa mereka. Dengan demikian orang-orang Yahudi
itu tidak bersujud, melainkan hanya separuh wajahnya yang kiri saja.
Ancaman Allah SWT ini karena
orang-orang Yahudi sudah tidak mau melaksanakan hukum-hukum Taurat, tidak mau
menjalankan perintah agama, justru yang mereka lakukan adalah mengerjakan
kemaksiatan, mendurhakai Allah SWT dan Rasul-Nya serta perbuatan-perbuatan mungkar
lainnya.
Itulah diantara karakter dasar
orang Yahudi yang suka melecehkan ajaran agama dan menghina para Nabi. Meskipun
telah ditampakkan ancaman siksa mereka tetap saja mendurhakai Allah SWT,
sebagaimana yang ditamsilkan oleh ayat di atas.
Semoga kita dijauhkan dari
kepribadian buruk, serta dibersihkan dari mental-mentar Yahudi. Hanya kepada
Allah SWT kita berserah diri dan memohon ampunan.
Sumber : Tamsil Al-Qura’an – Fuad
Kauma
No comments:
Post a Comment