Source Code

WEB, DESKTOP, MOBILE, Mata Kuliah, Ebook, Artikel, Jurnal Teknologi Informasi, Inspirasi , Motivasi, Literasi, Seputar Islam dan Cerita Lucu

Gambar Koala

Monday, 12 February 2018

Perumpamaan Terbelahnya Laut seperti Gunung yang besar.

AL-QURA’AN menjelaskan terbelahnya lautan yang dipecahkan oleh cambukan tongkat Nabi Musa as, merupakan mu'jizat yang luar biasa. Peristiwa spektakuler ini bersifat irasional, yang tidak mampu dianalisa secara ilmiah, meskipun dengan mengerahkan segala keunggulan sains dan teknologi, serta tidak akan bisa dipecahkan oleh otak manusia manapun. Tetapi keimanan kepada Allah –lah yang bisa menjawabnya.

jendela islam, dunia islam,islam


Terbelahnya lautan itu digambarkan oleh Al-Qur;an bagaikan gunung yang terbelah menjadi dua, yang ditengahnya terdapat jalan lurus sebagai tempat penyeberangan untuk menyelamatkan diri dari kejaran Fir’aun dan tentaranya.

Tamsil diatas terdapat dalam surat asy-Syu’ara :
“Maka terbelahnya lautan itu dan tiap-tiap belahan bagaikan gunung yang besar.”
(QS. Asy-Syu’ara ;61)

Dari ayat di atas tak mungkin manusia mampu membayangkan hebatnya kekuasaan Allah. Segala yang ada di planet ini semuanya tunduk kepada perintah-Nya. Peristiwa  terbelahnya lautan menunjukkan kemahakuasaaan Allah atas segalanya. Ia bebas bertindak menurut yang Ia kehendaki tanpa ada satupun yang bisa menghalangi-Nya.

Adapun kisah terbelahnya lautan adalah sebagai berikut :

Waktu itu Nabi Musa as yang dikejar oleh Fir’aun, sedangkan yang menyertai Nabi Musa ada 70.000 orang dari bani Israil. Jumlah pasukan Fir’aun yang melakukan pengejaran terhadap Nabi Musa lebih kurang dua kali lipat dari jumlah pengikut Nabi Musa.

Tatkala kaum Nabi Musa yang sudah terdesak di tepi lautan oleh Fir’aun dan pasukannya yang terus mengejar, mereka ketakutan lalu melaporkan kepada Nabi Musa : “Wahai Nabi Musa, sesungguhnya tentara Fir’aun telah berhasil menemukan kita.” Nabi Musa berkata : “Janganlah kalian takut, sesungguhnya Tuhanmu bersama kita, dan Dia akan menunjukkan jalan kepada kita”

Kemudian Allah memberikan wahyu kepada Nabi Musa, agar beliau memukulkan tongkatnya ke laut. Setelah tongkatnya dipukulkan ke laut, maka langsung laut itu terbelah menjadi dua bagian. Pada setiap bagian, besar dan tingginya bagaikan gunung yang berdampingan. Pada celahnya terdapat jalan, sebagai tempat penyeberangan. Lalu Nabi Musa bersama pasukannya melewati jalan di tengah laut yang telah “dibuat”nya itu.

Setelah Nabi Musa dan kaumnya sampai di seberang lautan, Allah memerintah kepada laut agar menenggelamkan Fir’aun dan tentaranya dengan kembali dalam bentuk semula, sehingga mereka tenggelam semuanya.

Diriwayatkan, ketika Fir’aun merasakan siksa itu, ia berusaha menyelamatkan diri, akan tetapi malaikat Jibril kemudian mengambil segenggam tanah padat untuk disumbatkan pada mulut Fir’aun, sehingga Fir’aun meminta pertolongan kepada Jibril sampai 70 kali. Oleh karena itu, Allah SWT menegur kepada Jibril : “wahai Jibril, Firu’aun telah meminta pertolonganmu sampai 70 kali, tetapi kamu tetap tidak mau menolongnya. Demi keangungan-Ku dan kebesaran-Ku, Jika Fir’aun meminta pertolongan kepada-Ku sekali saja, Aku pasti menolongnya dan menyelamatkan dirinya dari tenggelam ke dasar laut.




Ada sebuah sya’ir yang sebagian baitnya antara lain:
“ Tempat kembali adalah kepada Allah, Dzat Yang banyak memberikan ampunan”
Pecahnya lautan yang ditamsilkan oleh Al-Qur;an bagaikan gunung yang besar adalah sebagai hujjah kemahakuasaan Allah. Disamping itu, ayat tersebut merupakan bukti yang monumental tentang terjadinya peristiwa alam yang spektakuler dalam sejarah manusia.

Semuanya ini ditujukan oleh Allah, agar manusia mau berfikir dan merenungkan tentang superioritas Allah, yang mampu mengendalikan segala sesuatu menurut  yang Dia kehendaki.

Referensi :
Tamsil Al-Qur’an , Fuad Kauma

1 comment: