Source Code

WEB, DESKTOP, MOBILE, Mata Kuliah, Ebook, Artikel, Jurnal Teknologi Informasi, Inspirasi , Motivasi, Literasi, Seputar Islam dan Cerita Lucu

Gambar Koala

Tuesday, 17 October 2017

Surga dan Neraka


Jika Allah sudah selesai memperhitungkan amal hamba-hambanya-Nya, para penghuni surga akan dimasukkan kedalam surga dan para penghuni neraka dicampakkan ke dalam neraka. Keimanan pada kebenaran ini adalah bagian dari keimanan kepada Allah. Tidaklah benar iman seseorang yang beriman kepada Allah, tetapi ia mengingkari surga dan neraka. Surga dan neraka, adalah salah satu alam gaib Allah, sebagaimana halnya malaikat, hari akhir, dan cara perhitungan amal.Selanjutnya, keimanan pada Allah berarti beriman pada yang gaib. Allah memberitahukan kepada kita bahwa Dia mempunyai hamba-hamba yang akan masuk surga dan yang akan masuk neraka. Allah memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dengan surga dan kenikmatannya, sama seperti halya dia menakutnakuti hamba-hamba yang kafir dengan neraka dan siksaan didalamnya.


surga dan neraka


Ketika menggambarkan neraka, Allah berfirman :

Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah mereka pun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah menakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku, wahai hamba-hamba-Ku ( QS. 39:16).

Ketika menggambarkan surga, Allah berfirman :

Sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan , "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri dari dan mereka kekal di dalamnya (QS. 2:25)

Surga dan neraka adalah gaib. Segala sesuatu yang disebutkan tentang surga dan neraka tidak lain dimaksudkan untuk memudahkan akal memahaminya maknanya. Allah berfirman :

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam nereka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain,supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana (QS 4:56).

Ketika Allah berfirman bahwa ada neraka yang membakar kulit, lalu Dia menggantikan kulitnya dengan kulit yang lain agar terus-menerus dibakar, di sini kita memahami bahwa tubuh manusia tidaklah sama seperti  ketika di dunia ini. Ada sesuatu yang tidak diketahui terjadi pada tubuh menusia dan membuatnya tidak mati.

Dari realitas kehidupan di muka bumi, kita tahu bahwa jika api membakar kulit seseorang seluruhnya, ia akan mati seketika. Lalu, bagaimana api di akhirat membakar kulit manusia dan Allah menggantinya dengan kulit lain agar pembakaran terus menerus berlangsung ? Apakah kematian akan mati  di Hari Kiamat kelak ? Atau, apakah kita akan menjadi mahluk lain yang memperolah berbagai siksaaan di nereka Jahim atau memperoleh segala macam kenikmatan di Surga ?

Alquran menunjukkan adanya perbedaan wujud manusia di dunia dengan penciptaan yang baru di akhirat, di Hari Kiamat kelak :

Kami telah menentukan kematian di antara kalian. Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan, untuk menggantikan kalian dengan orang-orang yang seperti kalian (dalam dunia) dan menciptakan kalian kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak mau diketahui. Sesungguhnya kalian telah mengetahui penciptaan yang pertama, lantas mengapakah kalian tidak mengambil pelajaran (untuk pencipta yang kedua ) ? (QS 6:62)


Alquran tidak memberitahukan wujud lain manusia di akhirat kelak.Meskipun demikian, ia menyebutkan dengan jelas bahwa penciptaan bentuk lain ini berbeda dari penciptaaan wujud pertama di dunia. Mungkin inilah benang pertama menakutkan yang mengantarkan kita menuju apa yang dijanjikan Allah. Kekutan manusia untuk menanggung beban di muka bumi ini dibatasi oleh kehidupan dan tubuhnya. Sementara itu, kekuatan manusia untuk untuk menanggung beban sesudah kebangkitannya dari kematian di akhirat kelak tidak dibatasi oleh apa pun. Dengan kata lain, kenikmatan dan siksaaan di akhirat berlangsung terus-menerus dan bersifat kekal. Inilah hakikat pertama yang cukup untuk menyulut ketakutan dalam hati manusia. Usia relatif manusia di muka bumi ini berkisar antara enam puluh sampai seratus tahun, meskipun ada yang lebih dari itu. Namun, kelebihan itu tidaklah banyak. Dari segi ruang dan waktu, apakah tahun-tahun ini sama dengan siksaan yang tidak pernah berhenti ? Alquran memberitahukan kepad kita bahwa keras dan pedihnya azab Allah menyebabkan orang-orang kafir ingin mati saja dan berteriak.

Mereka berseru, " Wahai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja." Dia menjawab, "Kamu akan tetap tinggal (di dalam neraka ini ) (QS 43:77)

Malik adalah nama salah satu malaikat penjaga neraka yang sangat kasar. Para penghuni abadi neraka mencari perantara lewat Malik untuk mengantarkan mereka kepada Tuhannya, agar di mematikan mereka dan mengambil keputusan atas mereka. Dengan singkat, jelas, pasti, dan penuh ketenangan, Malik menjawab, "Kamu akan tetap tinggal di sini." Jadi, tidak ada angan-angan untuk dapat keluar dari nereka dan tidak juga angan-angan untuk mati. Tidak ada jalan menuju perisitrahatan.

Seorang penyair , Abu Thayyiba al-Mutannabi , mengatakan :

Cukuplah menjadi penyakit bagimu bila engkau memang memandang kematian sebagai obat, cukuplah kematian itu menjadi sebuah angan-angan

Gambaran khayalan dalam syair di atas berubah menjadi kenyataan yang sesungguhnya dan dialami oleh orang-orang kafir dalam neraka. Mereka semua mengharapkan kematian agar dapat selamat dari azab. Namun, tidak ada lagi yang namanya kematian. Mereka semua di campakkan ke tempat yang penuh dengan kekerasaan dan ketakutan, yang tidak pernah kenyang dan selalu menuntut tambahan. Allah berfirman :

(Ingatlah) pada hari ketika Kami bertanya kepada Jahanam, "Apakah kamu sudah penuh ?" Ia menjawab, "Masih ada tambahan?"

Seorang mujahid mengatakan, di sana sama sekali tidak ada ucapan Hanya saja, di sana terjadi pembicaraan dalam bentuk kiasan mengenai keadaan Jahanam, bhawa ia telah terisi penuh sehingga tidak ada lagi tempat kosong. Kami tidak punya alasan untuk menolak pemahaman seperti ini, karena surga adalah salah satu mahluk Allah. Di Hari Kiamat kelak, akan ada pembicaraan. Tangan dan kaki kita dapat berbicara. Kulit dan pendengaran dapat memberikan kesaksian. Jika Anda renungkan dan perhatikan pertanyaan orang-orang kafir ihwal mengapa segenap anggota tubuh mereka menjadi saksi atas diri mereka, niscaya anggota-anggota tubuh itu menjawab bahwa Allah yang membuat segala sesuatu berkata, menjadikan mereka mampu berkata juga.

Jika kita perhatikan hal intu, kita akan tahu bahwa tidaklah aneh kalau terjadi pembicaraan dengan neraka di Hari Kiamat kelak. Pembicaraan neraka selaras dengan suasana menakutkan yang digambarkan oleh Allah tentang azab-Nya yang ingin sekali sekiranya mungkin ditebus oleh orang -orang kafir dengan semua orang - orang yang dicintainya. Allah berfirman :

... Orang kafir ingin sekiranya ia dapat menembus dirinya dari azab hari  itu dengan anak-anaknya, istrinya dan saudaranya, kaum familinya yang melindunginya (di dunia ), dan orang-orang di atas bumi seluruhnya. Kemudian, (ia mengharapkan), tebusan itu dapat menyelamatkannya. Sekali-kali tidak dapat..(QS 70:11-15)

Namun, angan-angan dan harapan orang-orang kafir untuk dapat menebus azab dan tidak akan pernah terwujud selamanya. Pada akhirnya mereka semua akan masuk neraka karena beberapa faktor. Allah berfirman :

Kecuali golongan kanan, mereka berada di  dalam surga; mereka saling tanya-menanya tentang keadaan orang-orang yang berdosa, "Apakah yang memasukkan kalian ke dalam neraka Saqar?" Mereka menjawab, "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan salat, kami tidak pula memberi makan orang miskin, dan kami membicarakan yang batil bersama dengan orang-orang yang membicarakannya. Kami mendustakan hari pembalasan, hingga data kepada kami kematian." (QS 74: 39-47)

Dengan demikian, orang-orang kafir mengakui faktor-faktor penyebab mereka dimasukkan ke dalam neraka. Begitulah, manusia masuk ke dalam neraka Jahim karena amal-amal mereka. Akan tetapi, manusia masuk ke dalam surga berkat rahmat Allah, sebab amal manusia saja belumlah memadai untu bisa memasukkanya ke dalam surga. Allah memperkenankan manusia masuk ke dalam surga-Nya karena rahmat-Nya, meskipun Allah menisbatkannya kepada amal manusia. Rasulullah saw. pernah bersabda "Tidak ada seorang  pun di antara kalian masuk surga karena amalnya." Para sahabat bertanya, "Bahkan engkau sendiri, Ya Rasulullah?"Beliau menjawab, "Bahkan aku sendiri, kecuali bila Allah meliputiku dengan rahmat-Nya."

Hakikat ini tidak menghapus ketentuan bahwa pintu surga terbuka buat orang-orang yang berperang dijalan-Nya, menyembah-Nya, bersujud kepada-Nya dan ruku' kepada-Nya dan memelihara hukum-hukum Allah.

Dalam Alquran, Allah menggambarkan sifat para penghuni surga :

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang Mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperanng pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah didalam Taurat, Injil, dan Alquran. Siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah ? Karena itu, bergembiralah dengan jual-beli yang telah kalian lakukan itu. Itulah kemenangan yang besar. Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat, beribadah, memuji Allah, melawat, ruku', sujud, menyuruh berbuat makruf, mencegah berbuat munkar, dan memelihara hukum-hukum Allah. Bergmbiralah orang-orang Mukmin itu ( QS 9: 111-112)

Akidah Islam berlandaskan keimanan pada surga dan neraka, yakni keimanan pada kenikmatan surga dan azab neraka. Kenikmatan surga dan azab neraka tidak hanya bersifat sensual atau inderawi. Ada kaidah pokok yang menjamin keberadaan surga dan neraka, yang dikemukakan oleh Rasulullah saw. dalam sebuah hadist. Diriwayatkan dari Abu Hurayrah bahwa Nabi Muhammad bersabda, "Allah menjanjikan untuk hamba-hamba-Nya yang salih sesuatu yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia. Jika kalian menginginkannya, bacalah ayat Alquran : Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yakni (bermacam-macam nikmat) yang dapat menyedapkan pandangan mata ..." (QS 32:17). (HR. Bukhari)

Sabda Nabi Muhammad di atas berkenaan dengan surga. Ini berkebalikan pemahamannya (bi-mafhum al-mukhalafah) dengan neraka. Dengan kata lain. Allah telah menjanjikan untuk hamba-hamba-Nya yang kafir sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia. Allah berfirman :

...Lalu, diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan disebelah luarnya dari situ ada siksa (QS 57:13)

Jadi kenikmatan akhirat tidak sama dengan kenikmatan dunia. Azab akhirat juga tidak sama dengan azab dunia. Sifat-sifatnya berbeda, meskipun sebutannya sama.Tidak ada sesuatu pun di surga yang sama dengan apa yang ada di dunia. Hanya namanya saja yang sama. Begitu pula halnya dengan neraka.

Kita tidak menjelaskan perihal kenikmatan tertinggi di dalam surga sebagaimana digambarkan oleh akidah Islam. Demikian juga kita tidak menjelaskan ihwab azab paling menakutkan di neraka. Buah-buahan, bidadari bermata jeli, daging burung dan segala macam kenikmatan di dalam surga berada di luar jangkauan pemikiran kita. Demikian pula halnya dengan neraka Jahim yang membakar kulit, melumatkan perut, dan mendidihkan otak manusia semuanya berada di luar jangkuan pemikiran kita.

Kita berbicara tentang Allah. Orang-orang yang beribadah kepada Allah karena takut pada api neraka-Nya mirip budak yang takut kepada tuannya. Mereka yang beribadah kepada Allah karena menginginkan surga-Nya mirip seorang budak yang menginginkan harta kekayaan tuannya. Ketakutan dan keinginan tidak menginginkan harta kekayaan tuannya. Ketakutan dan keinginan tidak menjadi masalah selama keduanya berorientasi kepada Allah. Namun, di atas keinginan dan ketakutan itu, ada sebuah puncak yang tidak akan bisa kita capai.

Puncak dari segala dan akhsir dari harapan orang-orang yang menempuh perjalanan menuju Tuhannya adalah Allah yang Mahasuci, Mahaagung, Mahamulia, Yang Menutup diri-Nya dari para penghuni neraka karena kemurkaan-Nya kepada mereka, dan membuka cahaya hijab-Nya yang suci agar para penghuni surga bisa melihat-Nya.


surga dan neraka

Tentang para penghuni neraka, Allah berfirman :

Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari Tuhan mereka 
(QS 83:15).

Tentang para penghuni surga, Allah berfirman :

Wajah-wajah (orang-orang Mukmin) pada hari itu berseri-seri, kepada Tuhannyalah mereka melihat (QS 75:22-23)

Pada waktu itu, neraka akan menampakkan wujud hakikinya dan mulailah azab bagi orang-orang yang tertutup dari Allah. Begitu pula, surga memperlihatkan wujud hakikinya dan mulailah kenikmatan bagi orang-orang yang diperkenankan melihat Allah. Neraka dan surga tidak terlihat, dan tampaklah hakikat yang sangat besar. Yang ada hanyalah neraka yang jauh dari Allah dan, disamping itu kenikmatan melihat wajah-Nya.

Referensi :
Mengenal Allah - Risalah Baru Tentang Tauhid - Ahmad Bahjat

Semoga bisa bermanfaat,.

No comments:

Post a Comment