Source Code

WEB, DESKTOP, MOBILE, Mata Kuliah, Ebook, Artikel, Jurnal Teknologi Informasi, Inspirasi , Motivasi, Literasi, Seputar Islam dan Cerita Lucu

Gambar Koala

Friday, 3 June 2016

Jendela Islam - " Kiamat dan Perhitungan Amal"





Kiamat terjadi bila manusia mati. Kehancuran bumi terjadi bila sudah tiba waktu Kiamat. Terjadinya berarti akhir kehidupan manusia; berarti kematian alam semesta dan berantakannya hukum-hukum alam yang berlaku di dunia, padamnya bintang-bintang, dan segala sesuatu yang bergerak menuju kefanaan. Allah telah berfirman :

Kiamat dan Perhitungan Amal

“(Yaitu) pada hari Kami gulung langit bagai menggulung lembaran-lembaran kertas .Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulangnya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya.” (QS 21:104).
Terjadinya Kiamat adalah sesuatu gaib. Hanya Allah saja yang mengetahuinya.Rasulullah saw pernah bertanya tentang soal ini.Lalu, turunlah ayat berikut ini :

“Mereka menanyakan kepadamu tentang Kiamat, “Bilakah terjadinya ? “ Katakanlah,”Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku. Tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah, “ Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS 7:187).

Terjadinya Kiamat berarti terjadinya perhitungan amalan. Ini berarti perbedaan antara orang-orang Mukmin dan orang-orang kafir; pengembalian segala macam kezaliman kepada orang-orang yang berbuat zalim; perbedaan antara orang-orang bertakwa dengan orang-orang durjana, sebelum dan sesudahnya. Ini berarti pembersihan semua mahluk dari segala macam kesia-siaan dan kebatilan. Segala sesuatu bergerak menuju Penciptanya. Semua mahluk akan kembali kepada Tuhan dan Rajanya. Tentang masalah ini Allah berfirman :

Kami tidak menciptakan langit, bumi, dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir. Karena itu, celakalah orang-orang kafir itu; mereka akan masuk neraka.” (QS 38:27).


Terjadinya Kiamat dibarengi dengan perhitungan amal. Allah akan memperhitungkan amal manusia seluruhnya. Perhitungan yang dilakukan Allah tidak meninggalkan amal sekecil dan sebesar biji sawi sekalipun. Ada kaidah pokok yang menjadi ketentuan dalam memperhitungkan amal dan memberitahukan kepada Anda secara rinci. Firman Allah menyebutkan bahwa Dia selalu bersama dengan manusia dan akan memberitahukan apa yang telah dilakukannya :

“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia yang keempatnya. Tiada pembicaraan rahasia lima orang, melainkan Dia yang keenamnya. Tiada pula pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia bersama mereka dimanapun mereka berada. Kemudian, Dia akan memberitahukan kepada mereka pada Hari Kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS 58: 7).


Dari kaidah pokok ini muncul berbagai kaidah yang memberikan rincian. Di Hari Kiamat kelak, kita akan melihat bahwa manusia tunduk pada pengawasan yang menakutkan tanpa dirasakannya kita juga akan melihat bahwa keingkaran orang-orang kafir tidak akan menguntungkan diri mereka.

Bumi, lembaran-lembaran, buku-buku catatan mereka, lidah, tangan, kaki, dan telinga mereka menjadi saksi atas diri mereka. Bahkan, pendengaran, pandangan, dan kulit mereka semua memberikan kesaksian. Lalu bagaimana bumi ini akan memberikan kesaksian atas manusia ?
Rasulullah saw, membacakan firman Allah berikut ini :

“ Apabila bumi diguncang dengan guncangannya (yang dahsyat) dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)-nya. Lalu, manusia bertanya ,”Mengapa bumi ini jadi begini?” Pada hari itu, bumi menceritakan beritanya.” (QS 99:1-4).

Lalu, bagaimana lidah, tangan, dan kaki memberikan kesaksian? Perhatikan firman Allah berikut ini :
“Pada hari ketika lidah, dan kaki mereka menjadi saksi atas apa yang dahulu mereka kerjakan. Pada hari itu, Allah akan memberikan balasan kepada mereka yang setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka bawa, Allahlah Yang Maha benar lagi Menjelaskan ( segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya)” (QS 24: 24-25).
Pendengaran, penglihatan, dan kulit, juga memberikan kesaksian sama seperti halnya lidah, tangan, dan kaki. Allah berfirman dalam Al-Qur’an :

“(Ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh Allah digiring ke dalam neraka, lalu mereka dikumpulkan (semuanya), sehingga apabila mereka dikumpulkan (semuanya), sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran; penglihatan; dan kulit mereka menjadi saksi atas mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Mereka berkata kepada kulit mereka, “Mengapa kalian menjadi saksi atas kami ?” Kulit mereka menjawab, “Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai pula berkata. Dialah yang menciptakan kalian pertama kali dan hanya kepada-Nyalah kalian dikembalikan.”Kalian sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan, dan kulit kalian atas diri kalian; kalian mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kalian kerjakan. Yang demikian itu adalah prasangka yang telah kalian sangka kepada Tuhan kalian. Dia telah membinasakan kalian. Jadilah kalian termasuk orang-orang yang merugi.”  (QS 41: 19-23)

 Jika jumlah saksi di hari itu sedimikian banyaknya, berarti betapa telitinya perhitungan amal di Hari Kiamat. Tentang hal itu, Allah menunjukkannya dalam firman-Nya :

“ Kami akan memasang timbangan yang tepat pada Hari Kiamat, karena itu, tiadalah dirugikan seorang pun. Jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkan (pahala)-nya. Cukuplah Kami menjadi orang-orang yang membuat perhitungan.” (QS 21:47).

Mari kita telaah dan renungkan sejenak firman Allah berikut ini :

“Cukuplah kami menjadi orang-orang yang membuat perhitungan.” (QS 21:47)

Dengan kata lain, sesudah diberikan jaminan ini, manusia akan menuntut jaminan keadilan; kesempurnaan; dan ketelitian dalam perhitungan amal atau menuntut jaminan keadilan dan rahmat. Sesudah keadilan dan rahmat Allah, tidak ada lagi keadilan dan rahmat yang lain. Allah berfirman :

“Cukuplah Kami menjadi orang-orang yang membuat perhitungan.” (QS 21:47).

Imam ‘Ali bin Abi Thalib pernah bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, bagaimana Allah akan memperhitungkan amal selururh manusia dalam satu waktu?” Belia menjawab, “Allah memperhitungkannya seperti Dia memberikan rezeki kepada mereka dalam satu waktu.”

Sumber : Mengenal Allah – Ahmad Bahjat

2 comments: