Source Code

WEB, DESKTOP, MOBILE, Mata Kuliah, Ebook, Artikel, Jurnal Teknologi Informasi, Inspirasi , Motivasi, Literasi, Seputar Islam dan Cerita Lucu

Gambar Koala

Sunday, 29 May 2016

Jendela Islam "Perumpaan Orang yang Menyesatkan ketika Mendengar Ayat-ayat Allah"

Seperti Telinganya Tersumbat


AL-QUR’AN sampai menggambarkan mereka seperti ini, dikarenakan mereka sudah tidak lagi memperdulikan peringatan Al-Qur’an, tidak mau mendegarkan ayat-ayat Allah, bahkan setiap kali mendengar ayat-ayat Allah dibaca mereka selalu mengejek dan menghinanya. Mereka senantiasa mempergunakan perkataan dan kepandaiannya berceramah, berpidato dan berdiskusi untuk menyesatkan manusia dari jalan kebenaran. oleh karena itu, Al-Qur’an menganalogikan mereka ini seperti orang yang ada sumbatan pada kedua telinganya.

Sebagaimana dijelaskan dalam surat Luqman :

Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling dengan menyobongkan diri seolah-olah ia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; beri kabar gembiralah dia dengan adzab yang pedih.” (QS.Luqman:7).

Turunnya ayat di atas in berkaitan dengan tingkah laku Nadhar bin al-Harits bin Kuldah, ia  adalah termasuk salah seorang yang paling dipercaya omongannya di kalangan kaum Quraisy. Pada suatu hari ia datang ke kota untuk member beberapa kitab,lalu mengabarkan kepada orang-orang Ajam, ia juga bercerita di hadapan penduduk Mekah perihal isi kitab yang ia beli itu, seraya berkata : “Sesungguhnya Muhammad itu telah bercerita kepada kalian tentang kisah kaum ‘Ad dan Tsamud, sekarang akan menceritakan kepada kalian tentang kisah kaum Faris dan kaum Rum”.

Setelah masyarakat Mekah mendengar ocehan Nadhar bin al-Harits , mereka lalu menganggap bahwa apa yang dikatakan oeleh Nadhar adalah sesuatu yang sangat menarik dan indah akhirnya banyak masyarakat yang berpaling dari mendengarkan ayat-ayat Al-Quran.

perumpamaan orang yang menyesatkan ketika mendengar Ayat-ayat AllahApa yang dilakukan oleh Nadhar bin al-Harits merupakan tindakan destruktif yang merusak ideology umat untuk disesatkan, di jauhkan dari ajaran Tauhid dan di dekatkan ke ajaran iblis. Karena itu Allah mengancam akan menyiksa terhadap Nadhar dan orang-orang yang berperangai seperti dia, yang menjadikan Iblis sebagai kiblat hidupnya.

Didalam Tafsir Shawiy disebutkan, bahwa kata “beri kabar gembira kepadanya” adalah untuk menetertawakan dan melecehkan terhadap Nadhar ( dan para pengkutnya), sekaligus sebagai jawaban terhadap tingkah lakunya yang zhalim tersebut.

Pada umunya orang diberi khabar gembira adalah terhadap hal-hal yang menyenangkan hatinya, yang bisa membuat dirinya riang dan senang. Akan tetapi apa yang disebutkan oleh ayat diatas tadi dengan (beri kabar gembira kepadanya ) merupakan bentuk peringatan dan ancaman, serta penghinaan terhadap orang yang bertindak desduktrif terhadap ideology ketauhidan, dalam hal ini adalah Nadlar bin Al-Harits dan dedengkot-dedengkotnya yang lain. Sebab pada akhir ayat tersebut ditutup dengan kalimat (dengan azab yang pedih).

Kalau orang sudah memproyeksikan hidupnya untuk melakukan kriminal, destruktif, amoral dan tindakan-tindakan munkar yang lainnya, termasuk menyesatkan umat dari jalan kebenaran dengan omongannyaatau pengaruhnya, maka  nasehat dan peringatan Al-Qur’an tidak akan bisa menembus telinganya, seakan-akan telinganya itu terdapat sumbatan. Akibatnya ia semakin terperosok dalam lingkaran setan dan kema’siatan. Karena ia tidak mau mendengarkan ayat-ayat Allah.


Maka tepat sekali tamsil yang ditengahkan Allah dalam ayat di atas. Semoga kita diselamatkan dari propaganda setan yang menyesatkan, serta dijauhkan dari tingkah laku yang merusak, baik merusak ideologi maupun merusak tatanan umat yang sudah mapan.

Catatan kaki :
Yang dimaksudkan dengan “kepadanya” ialah kepada orang yang mempergunakan perkataan-perkataan yang tidak berfaedah untuk menyesatkan manusia.


Sumber : Fuad Kauma (Tamsil Al-Qur'an)

No comments:

Post a Comment