Seperti
Bulu yang Berterbangan
Hari
Kiamat adalah hari kehancuran, di mana seluruh isi alam ini menjadi hancur.
Bintang-bintang saling bertabrakan, lautan menjadi meluap, matahari seperti
digulung, bumi bergetar dengan hebatnya, manusia kalang kabut, pontang-panting
mencari keselamatan diri masing-masing, Langit terpeceh-pecah. Pada saat itu,
gunung-gunung seperti di sebut dicabut dari akarnya, lepad dan bergerak dengan
hebatnya melayang-layang di udara bagai hulu berterbangan. Periswa ini
dijelaskan oleh Allah dalam firmannya :
“Dan gunung-gunung
menjadi seperti bulu (yang berterbangan)” (QS.al-Ma’arij : 9)
Di
saat itu, ibu tidak lagi ingat anaknya,anak tak sempat menolong orang tuanya.
Semuanya sibuk mengurus diri sendiri, karena pada hari itu seluruh amal manusia
akan diperhitungkan. Itulah puncak kepanikan umat manusia di alam ini, sampai
seseorang tidak sempat menanyakan teman akrabnya, Seperti yang disebutkan dalam
Al-Quran
“ Dan tidak ada seorang
teman akrabpun menanyakan temannya”
(QS. QS.al-Ma’arij : 10)
Di
dalam Tafsir Yasin di terangkan: Adapun diantara dekat nya tanda-tanda kiamat adalah semakin merajalelanya kefasikan, kedurhakaan di mana-mana, banyak yang
melakukan maksiat dan dosa besar di bumi. Perintah untuk berbuat kebajikan dan
larangan berbuat munkar telah hilang, hukum syariat melemah karena tidak di
hiraukan lagi.
Pada saat itulah hari sujud di bawah Arasy kira-kira seperempat
penuh, lalu Allah tidak mengijinkan matahari untuk terbit, begitu juga dengan
bulan yang mendatangi tempa matahari dan bulan berdiam diri dalam satu tempat
kira-kira selama tiga malam, sehingga menjadi panjanglah malam tersebut. Tidak
ada yang mengetahui peristiwa itu kecuali orang-orang yang ahli shalat
Tahajjud, yang senantiasa bangun malam untuk melakukan ibadah, bertaubat,
berdzikir dan wirid sebagai pengabdian dirinya kepada Allah. Setiap malam orang-orang
seperti itu tekun beribadah dan memohon ampunan kepada Allah.
Di
malam itu tiba-tiba fajar tidak terbit, mereka kemudian melihat kepada
bintang-bintang di langit, tetapi bintang-bintang tersebut keadaannya seperti
malam biasanya. Mereka menyangka bahwa dirinya telah kehilangan waktu, atau
beranggapan bahwa dirinya kurang cepat dalam memburu waktu, akhirnya mereka
melanjutkan ibadahnya dengan diikuti melakukan dzikir dan wirid seperti
biasanya.
Di tunggu fajar tetap tidak terbit, kemudian mereka melihat ke arah
langit, bintang-bintang seperti keadaan semula. Akhirnya timbullah perasaan takut
di hati mereka dengan melihat tanda-tanda ini, mereka yakin ini merupakan tanda
dari dekatnya kiamat.Lalu sebagian dari mereka memberitahukan kepada sebagian
teman dan saudaranya, akhirnya berkumpullah orang-orang didalam masjid.
Mereka
bertaubat dengan merendahkan diri kepada Allah, serta menangisi segala
kesalahannya karena rasa takutnya kepada Allah Ta’ala. Golongan seperti ini
dapat ditemukan pada setiap negeri, akan tetapi jumlah mereka sangat sedikit.
Pada saat demikian, tidak ada di antara mereka yang merasa kaya.
Tatkala
sudah sempurna kira-kira tiga malam penuh, maka Allah SWT memerintahkan kepada
matahari agar terbit dari arah barat. Ketika matahari terbit dari arah barat,
orang baru sadar kalau hari kiamat benar-benar telah dekat. Matahari dan bulan
keduanya menangis dengan merendahkan diri kepada Allah SWT. Dengan menangisnya
matahari dan bulan maka menangis pula penduduk langit dan bumi, termasuk tujuh
kemah besar.
Sewaktu
matahari terbit dari arah barat, tiba-tiba ada suara menggema dari langit yang
mengatakan : “Ingatlah, sesungguhnya matahari telah terbit dari arah barat.”
Ketika penduduk bumi mendengar suara tersebut mereka langsung menangis dengan
merendahan diri kepada Allah SWT. Mereka lalu melihat ke arah langit maka
tampak oleh mereka kalau sinar matahari dan bulan itu seperti dikebiri. Matahari dan bulan berkumpul dalam satu tempat, sebagaimana dijelaskan Allah dalam
firman-Nya :
“Dan
matahari dan bulan dikumpulkan.” (QS.al-Qiyamah:9)
Pada
hari itu, jerit tangis penduduk bumi tidak bermanfaat. Ketika perjalanan
matahari dan bulan sesudah sampai di tengah-tengah langit, maka datanglah
Jibril as atas perintah Allah SWT untuk mendatangi matahari dan bulan dengan
kedua sayapnya Jibril kemudian memerintahkan kepada matahari dan bulan agar
kembali ke barat (tempat terbit).
Dibarat
ada sebuah pintu yang dinamakan Pintu Taubat. Adapun panjang pintu tersebut
kira-kira sejauh perjalanan 70 tahun. Matahari dan bulan kembali ke arah barat menuju
ke pintu tersebut, kemudian pintu taubat dan penyesalan ditutup.
Setelah
peristiwa itu, matahari dan bulan terbit kembali dari arah timur, sebagaimana
biasanya sampai terjadi hari kiamat. Sedangkan kiamat yang benar-benar terjadi
setelah peristiwa tersebut jaraknya sangat pendek. Sehingga dikatakan, ketika
kuda melahirkan anaknya sebelum dinaiki muatan, kiamat sudah terjadi.
Di
dalam kita Daqal’iqul Akhbar ada keterangan sebagai berikut : Ketika sangkala
ditiup, maka terkejutlah seluruh penduduk langit dan bumi, kecuali apa yang
dikehendaki oleh Allah. Sedangkan gunung-gunung pada saat itu bergerak dan
berjalan dengan hebatnya, langit berguncang dengan guncangan yang sangat
dahsyat, bumi bergetar karena gempa yang sangat dahsyat, gerakan bumi itu
bagaikan perahu yang terombang-abing di tengah samudera.
Wanita-wanita yang
hamil melahirkan kandungannya, anak-anak muda menjadi beruban, setan-setan
kalang kabut kebingungan, dan bintang-bintang dilangit berjatuhan menimpa
setan-setan tersebut, sementara matahari ditimpa gerhana. Keping-kepingan
langit berjatuhan di atas kepala setiap mahluk. Sedangkan umat manusia pada
saat itu dalam keadaan lupa. Peristiwa mega dahsyat ini telah dijelaskan Allah
dalam firman-Nya :
“
Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu
adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).” (QS.Al-Hajj: 1)
Gambaran
tentang kedahsyatan hari kiamat juga disebutkan dalam surat at-Takwir.
1.
Apabila matahari digulung
2.
Dan apabila bintang-bintang berjatuhan
3.
Dan apabila gunung-gunung dihancurkan
4.
Dan apabila unta-unta yang bunting
ditinggalkan (tidak dipedulikan)
5.
Dan apabila binatang-binatang liar
dikumpulkan.
6.
Dan apabila lautan dijadikan meluap .
(QS.at-Takwir : 1-6).
Sedangkan
di dalam surat al-Qari’ah juga diterangkan tentang kedahsyatan hari kiamat :
“
Hari kiamat..Apakah hari kiamat itu ?
Tahukah kamu apakah hari kiamat ? Pada hari itu manusia adalah seperti
anai-anai yang bertebaran, Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang
dihambur-hamburkan.” (QS. al-Qari’ah : 1-5 )
Itulah
di antara kehebatan hari kiamat. Semua apa yang ada di permukaan alam ini serta
yang ada di langit hancur berkeping-keping seperti tepung. Pada saat itu,
manusia linglung, lupa segalanya seperti gila, karena kepanikan yang dialami
luar biasa dahsyatnya. Sampai tak ada satu orang pun yang sempat melihat kepada
temannya.
Ratap tangis pernuh penyesalan dan jeritan pilu pada hari itu tiada
guna, yang bisa menyelamatkan hanyalah amal kebajikan dan keimanannya yang
pernah ia lakukan semasa hidup di dunia.
Oleh
karena itu, mumpung kita masih diberi umur hendaknya kita pergunakan sebaik
mungkin untuk melakukan amal kebajikan, jangan di sia-siakan hidup yang hanya
sebentar ini. Sebab penyesalan dan jerit tangis di hari hisab itu tiada guna.
Demikianlah
ilustrasi tentang kedahsyatan hari kiamat, dimana waktu itu gunung-gunung
dihancurkan, lepas dari tempatnya dan bergerak dengan hebat seperti bulu yang
berterbangan, sebagaimana yang ditamsilkan ayat diatas. Hal ini menunjukkan
betapa dahsyatnya peristiwa kiamat. Semoga kita diselamatkan oleh Allah dari
segala fitnah dan petaka, baik dunia maupun di akhirat.Aaamiin.
Sumber
: Tamsil Al-Qur;an,Fuad Kauma
No comments:
Post a Comment