Source Code

WEB, DESKTOP, MOBILE, Mata Kuliah, Ebook, Artikel, Jurnal Teknologi Informasi, Inspirasi , Motivasi, Literasi, Seputar Islam dan Cerita Lucu

Gambar Koala

Sunday 24 April 2016

Jendela Islam "Perumpamaan Gunung Pada Hari Kiamat"


Seperti Bulu yang Berterbangan

Hari Kiamat adalah hari kehancuran, di mana seluruh isi alam ini menjadi hancur. Bintang-bintang saling bertabrakan, lautan menjadi meluap, matahari seperti digulung, bumi bergetar dengan hebatnya, manusia kalang kabut, pontang-panting mencari keselamatan diri masing-masing, Langit terpeceh-pecah. Pada saat itu, gunung-gunung seperti di sebut dicabut dari akarnya, lepad dan bergerak dengan hebatnya melayang-layang di udara bagai hulu berterbangan. Periswa ini dijelaskan oleh Allah dalam firmannya :

“Dan gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang berterbangan)” (QS.al-Ma’arij : 9)

Di saat itu, ibu tidak lagi ingat anaknya,anak tak sempat menolong orang tuanya. Semuanya sibuk mengurus diri sendiri, karena pada hari itu seluruh amal manusia akan diperhitungkan. Itulah puncak kepanikan umat manusia di alam ini, sampai seseorang tidak sempat menanyakan teman akrabnya, Seperti yang disebutkan dalam Al-Quran

“ Dan tidak ada seorang teman akrabpun menanyakan temannya” (QS. QS.al-Ma’arij : 10)

Di dalam Tafsir Yasin di terangkan: Adapun diantara dekat nya tanda-tanda kiamat adalah semakin merajalelanya kefasikan, kedurhakaan di mana-mana, banyak yang melakukan maksiat dan dosa besar di bumi. Perintah untuk berbuat kebajikan dan larangan berbuat munkar telah hilang, hukum syariat melemah karena tidak di hiraukan lagi. 

Pada saat itulah hari sujud di bawah Arasy kira-kira seperempat penuh, lalu Allah tidak mengijinkan matahari untuk terbit, begitu juga dengan bulan yang mendatangi tempa matahari dan bulan berdiam diri dalam satu tempat kira-kira selama tiga malam, sehingga menjadi panjanglah malam tersebut. Tidak ada yang mengetahui peristiwa itu kecuali orang-orang yang ahli shalat Tahajjud, yang senantiasa bangun malam untuk melakukan ibadah, bertaubat, berdzikir dan wirid sebagai pengabdian dirinya kepada Allah. Setiap malam orang-orang seperti itu tekun beribadah dan memohon ampunan kepada Allah.


Di malam itu tiba-tiba fajar tidak terbit, mereka kemudian melihat kepada bintang-bintang di langit, tetapi bintang-bintang tersebut keadaannya seperti malam biasanya. Mereka menyangka bahwa dirinya telah kehilangan waktu, atau beranggapan bahwa dirinya kurang cepat dalam memburu waktu, akhirnya mereka melanjutkan ibadahnya dengan diikuti melakukan dzikir dan wirid seperti biasanya. 

Di tunggu fajar tetap tidak terbit, kemudian mereka melihat ke arah langit, bintang-bintang seperti keadaan semula. Akhirnya timbullah perasaan takut di hati mereka dengan melihat tanda-tanda ini, mereka yakin ini merupakan tanda dari dekatnya kiamat.Lalu sebagian dari mereka memberitahukan kepada sebagian teman dan saudaranya, akhirnya berkumpullah orang-orang didalam masjid. 

Mereka bertaubat dengan merendahkan diri kepada Allah, serta menangisi segala kesalahannya karena rasa takutnya kepada Allah Ta’ala. Golongan seperti ini dapat ditemukan pada setiap negeri, akan tetapi jumlah mereka sangat sedikit. Pada saat demikian, tidak ada di antara mereka yang merasa kaya.

Tatkala sudah sempurna kira-kira tiga malam penuh, maka Allah SWT memerintahkan kepada matahari agar terbit dari arah barat. Ketika matahari terbit dari arah barat, orang baru sadar kalau hari kiamat benar-benar telah dekat. Matahari dan bulan keduanya menangis dengan merendahkan diri kepada Allah SWT. Dengan menangisnya matahari dan bulan maka menangis pula penduduk langit dan bumi, termasuk tujuh kemah besar.

Sewaktu matahari terbit dari arah barat, tiba-tiba ada suara menggema dari langit yang mengatakan : “Ingatlah, sesungguhnya matahari telah terbit dari arah barat.” Ketika penduduk bumi mendengar suara tersebut mereka langsung menangis dengan merendahan diri kepada Allah SWT. Mereka lalu melihat ke arah langit maka tampak oleh mereka kalau sinar matahari dan bulan itu seperti dikebiri. Matahari dan bulan berkumpul dalam satu tempat, sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya :

“Dan matahari dan bulan dikumpulkan.” (QS.al-Qiyamah:9)

Pada hari itu, jerit tangis penduduk bumi tidak bermanfaat. Ketika perjalanan matahari dan bulan sesudah sampai di tengah-tengah langit, maka datanglah Jibril as atas perintah Allah SWT untuk mendatangi matahari dan bulan dengan kedua sayapnya Jibril kemudian memerintahkan kepada matahari dan bulan agar kembali ke barat (tempat terbit).

Dibarat ada sebuah pintu yang dinamakan Pintu Taubat. Adapun panjang pintu tersebut kira-kira sejauh perjalanan 70 tahun. Matahari dan bulan kembali ke arah barat menuju ke pintu tersebut, kemudian pintu taubat dan penyesalan ditutup.

Setelah peristiwa itu, matahari dan bulan terbit kembali dari arah timur, sebagaimana biasanya sampai terjadi hari kiamat. Sedangkan kiamat yang benar-benar terjadi setelah peristiwa tersebut jaraknya sangat pendek. Sehingga dikatakan, ketika kuda melahirkan anaknya sebelum dinaiki muatan, kiamat sudah terjadi.

Di dalam kita Daqal’iqul Akhbar ada keterangan sebagai berikut : Ketika sangkala ditiup, maka terkejutlah seluruh penduduk langit dan bumi, kecuali apa yang dikehendaki oleh Allah. Sedangkan gunung-gunung pada saat itu bergerak dan berjalan dengan hebatnya, langit berguncang dengan guncangan yang sangat dahsyat, bumi bergetar karena gempa yang sangat dahsyat, gerakan bumi itu bagaikan perahu yang terombang-abing di tengah samudera.

Wanita-wanita yang hamil melahirkan kandungannya, anak-anak muda menjadi beruban, setan-setan kalang kabut kebingungan, dan bintang-bintang dilangit berjatuhan menimpa setan-setan tersebut, sementara matahari ditimpa gerhana. Keping-kepingan langit berjatuhan di atas kepala setiap mahluk. Sedangkan umat manusia pada saat itu dalam keadaan lupa. Peristiwa mega dahsyat ini telah dijelaskan Allah dalam firman-Nya :

Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).” (QS.Al-Hajj: 1)

Gambaran tentang kedahsyatan hari kiamat juga disebutkan dalam surat at-Takwir.

     1.    Apabila matahari digulung
     2.    Dan apabila bintang-bintang berjatuhan
     3.    Dan apabila gunung-gunung dihancurkan
     4.    Dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak dipedulikan)
     5.    Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan.
     6.    Dan apabila lautan dijadikan meluap . (QS.at-Takwir : 1-6).

Sedangkan di dalam surat al-Qari’ah juga diterangkan tentang kedahsyatan hari kiamat :

Hari kiamat..Apakah hari kiamat itu ? Tahukah kamu apakah hari kiamat ? Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran, Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.” (QS. al-Qari’ah : 1-5 )

Itulah di antara kehebatan hari kiamat. Semua apa yang ada di permukaan alam ini serta yang ada di langit hancur berkeping-keping seperti tepung. Pada saat itu, manusia linglung, lupa segalanya seperti gila, karena kepanikan yang dialami luar biasa dahsyatnya. Sampai tak ada satu orang pun yang sempat melihat kepada temannya.

Ratap tangis pernuh penyesalan dan jeritan pilu pada hari itu tiada guna, yang bisa menyelamatkan hanyalah amal kebajikan dan keimanannya yang pernah ia lakukan semasa hidup di dunia.

Oleh karena itu, mumpung kita masih diberi umur hendaknya kita pergunakan sebaik mungkin untuk melakukan amal kebajikan, jangan di sia-siakan hidup yang hanya sebentar ini. Sebab penyesalan dan jerit tangis di hari hisab itu tiada guna.

Demikianlah ilustrasi tentang kedahsyatan hari kiamat, dimana waktu itu gunung-gunung dihancurkan, lepas dari tempatnya dan bergerak dengan hebat seperti bulu yang berterbangan, sebagaimana yang ditamsilkan ayat diatas. Hal ini menunjukkan betapa dahsyatnya peristiwa kiamat. Semoga kita diselamatkan oleh Allah dari segala fitnah dan petaka, baik dunia maupun di akhirat.Aaamiin.

Sumber : Tamsil Al-Qur;an,Fuad Kauma

No comments:

Post a Comment