Seperti Luluhan Perak
HARI
Kiamat adalah hari kehancuran, dimana seluruh bintang dan planet-planet dalam
kosmos ini hancur berkeping-keping. Matahari dan bulan hilang sinarnya, lautan
dijadikan meluap, bumi bergoncang dengan hebatnya. Pada saat itu, langit
terbelah hancur seperti luluhan perak. Hal ini telah disebutkan oleh Allah
dalam firman-Nya :
“Pada
hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak” (QS. Al-Ma’arij:8).
Maksudnya,
keadaan langit pada waktu itu benar-benar hancur seperti tepung, atau seperti
larutan garam didalam air. Bisa dibanyangkan bagaimana dahsatnya jauh melebihi
ledakan berjuta-juta mega ton ledakan bumi ini, mampu membinasakan milyaran
manusia dan meratakan seluruh gedung bertingkat.
Didalam
Tafsir Shawiy disebutkan bahwa kehancuran langit itu seperti hancurnya perak
yang dileburkan dengan api. Juga ada yang mengatakan kehancuran langit itu
seperti endapan minyak.
Ada
beberapa ayat yang mengilustrasikan keadaan langit pada hari kiamat, di antaranya
adalah:
a. Langit jadi terbelah
Adapun ayat yang mengatakan
terbelahnya langit pada hari kiamat adalah sebagai berikut :
“Apabila langit terbelah, dan patuh
kepada Tuhannya dan sudah semestinya langit itu patuh” (QS.al-Insyiqaaa;1,2).
“Dan apabila langit dibelah” (QS.al_Mursalat:9).
“Apabila langit terbelah.”
(QS.al-Infithar: 1)
b. Langit dilenyapkan
Mengenai ayat yang menjelaskan tentang
dilenyapkannya langit pada hari kiamat adalah sebagai berikut :
“Dan apabila langit dilenyapkan.” (S.
At-Takwir : 11).
c Langit berguncang
Tidak ada satupun benda planet di
dalam kosmos ini yang tidak berguncang pada hari kiamat, termasuk langit.
Adapun ayat yang menerangkan tentang guncangnya langit adalah sebagai berikut :
“ Pada hari itu langit benar-benar
berguncang.” (QS.ath-Thuur: 9).
Itulah di antara ayat yang menjelaskan
tentang kondisi langit pada hari kiamat. Ia terbelah, berguncang dan
dilenyapkan dari keberadaannya. Langit yang tampak kokoh tanpa tiang dan
membentang luas di angkasa saja bisa hancur, apalagi manusia dan mahluk-mahluk
kecil lainnya.
Didalam kitab Daqa’iqul Akhbar ada
keterangan sebagai berikut : Sebelum terjadi hari kiamat malaikat Maut
diperintahkan oleh Allah untuk merusak lautan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala
:
“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa,
kecuali Allah.” (QS. Al-Qashash:880)
Kemudian datanglah Malaikat Maut ke
lautan, seraya berkata : “(Sekarang) benar-benar telah selesai masamu” Lautan
berkata : “Izinkanlah kepadaku sehingga aku menangisi diriku”. Selanjutnya
lautan berkata : “Dimanakah ombakku?, dimanakah keindahanku?
Benar-benar telah
datang perintah Allah Ta’ala.” Kepada lautan Malaikat Maut berteriak dengan
sekali teriakan, langsung air laut musnah. Kemudian Malaikat Maut datang ke
gunung, seraya berkata kepada gunung tersebut ;” Benar-benar telah habis
masamu.” Gunung itu lalu berkata : “Izinkanlah aku sehingga aku menangisi
diriku.”
Selanjutnya
ia berkata : “ Dimanakah tangga naikku? Di manakah kekuatanku? Benar-benar
telah datang perintah Allah Ta’ala.” Kepada gunung tersebut Malaikat Maut
berteriak dengan sekali teriakan, maka hancurlah gunung-gunung itu.
Selanjutnya
Malaikat Maut datang ke bumi seraya berkata : “Telah habis masamu.” Maka bumi
berkata : “Izinkanlah aku sehingga aku menangisi diriku.” Lalu bumi meratap :
“Dimanakah kerajaanku? Di manakah pepohonanku, sungai-sungaiku dan beraneka
macam tumbuh-tumbuhanku?” Kepada bumi Malaikat Maut berteriak dengan sekali
teriakan, maka langsung rontok pagar-pagar bumi, serta menjadi dalam mata air
bumi.
Kemudian
Malaiikat Maut naik ke langit dan berteriak, maka langsung pecahlah matahari
dan bulan, serta bintang-bintang pun berjatuhan.
Selain
itu, Allah SWT berfirman : “ Wahai malaikat Maut, siapa yang masih tersisa dari
mahluk-Ku?” Malaikt Maut berkata : “Wahai TuhanKu, Engkaulah Dzat Yang Maha
Hidup dan tidak akan mati, yang masih tersisa adalah Jibril, Mikail, Israfil
dan malaikat yang membawa Arasy, serta aku sebagai hamba-Mu yang dha’if. Lalu
Allah berfirman :
“
Wahai malaikat Maut, apakah kamu tidak mendengar firman-Ku :
“
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS.Ali Imran : 185 )
“dan
kamu adalah termasuk di antara salah satu makhluk-Ku, maka matilah kamu
(sekarang).”Setelah itu malaikat Maut Mati.”
Didalam hadist yang
lain Allah SWT berfirman : “Pergilah dan matilah di antara surga dan neraka.”
Maka Malaikat Maut mati di tempat tersebut, akhirnya tidak ada sesuatu pun yang hidup
selain Allah, maka tetaplah di dunia ini dalam keadaan rusak, sesuatu yang
dikehendaki oleh Allah.
Demikian
keterangan sekilas tentang kehancuran langit pada saat terjadi hari kiamat, di
mana Al-Qur’an menganalogikan hancurnya langit seperti luluhan perak. Semoga
Allah membangkitkan kita dari kubur dalam keadaan selamat dan bahagia.
Sumber
: Tamsil Al-Qur’an, Tafsir Shawiy, Jilid IV.Hal.209. Surat Al-Ma’arij, Daqa’iqul
Akhbar.hal : 21 Bab : XXII
No comments:
Post a Comment