Ada sebuah keluarga kecil yang tinggal di negeri Tionghoa, mereka terdiri dari ibu dan seorang putrinya yang baru berusia 13 tahun, kita sebut saja putrinya dengan nama May (bukan maybe yes, maybe no). Kesehariannya May ini adalah menjajakan Kue buatan Ibunya apabila tidak menjual kue maka mereka tidak bisa makan pada hari itu, biasanya May pagi-pagi sekali sudah berangkat dari rumah dan sore harinya baru pulang ke rumah setelah kue-kue buatan ibunya habis terjual, begitu setiap hari yang dilakukan May. Akhirnya waktu terus berjalan dan musim dingin pun tiba. Pada saat musim dingin May harus menggunakan pakaian yang tebal untuk tetap hangat ketika menjajakan kuenya, kadang ketika masih ada sisa, sisanya dijadikan makanan pokok mereka sehari-hari .
Suatu ketika seperti biasa ketika malam tiba Ibu May membuat Kue untuk dijajakan paginya oleh May. Tetapi ketika ibunya masuk ke kamar May ternyata kamarnya kosong, kemudian ia melihat keranjang tempat kue tergeletak dilantai dengan kondisi sebagian sudah ada yang rusak, melihat kondisi itu Ibunya merasa kesal didalam hatinya " Dasar Anak tidak tahu diri, tidak tahu balas budi malah pergi kemana dia seenaknya pergi begitu saja", tanpa berpikir panjang keranjang kue ia perbaiki, dan akhirnya ia mengunci rumahnya kemudian pergi menjajakan kue dengan memendam perasaan kesal terhadap Putrinya. Beberapa saat kemudian May datang, ia merasa kaget karena pintu rumah terkunci rapat sehingga ia duduk dan beristirahat didepan pintu dengan kondisi udara yang sangat dingin pada saat itu.
Sore harinya ibu May baru pulang, ia melihat May tertidur didepan pintu dan setelah ia dekati dan ia coba bangunkan May tidak bergerak sama sekali tubuhnya begitu kaku, ternyata May tertidur untuk selamanya ia meninggal karena kedinginan. Kemudian ibunya melihat sepotong roti dipegang oleh May dan dibungkus dengan secarik kertas. dan ternyata sebuat surat, isi dari surat itu " Ibu sayang, maafkan May pergi tidak bilang-bilang ibu. May pergi ke kota untuk membuat kejutan dihari ulang tahun Ibu. Selama ini May sudah banyak menyusahkan Ibu. May tidak bisa memberikan sesuatu yang berharga, hanya sepotong roti saja yang bisa May berikan untuk ibu. Selamat Ulang Tahun Ibu".
Membaca surat itu ia langsung memeluk May putri satu-satunya, ia menangis dan sangat menyesal menyimpan emosi, kekesalan terhadap putrinya. Ternyata kepergian putrinya adalah untuk memberi kejutan dihari ulang tahunnya, padahal ia sendiri tidak mengingatnya bahwa hari itu adalah ulang tahunnya.
No comments:
Post a Comment